Jumat, 08 Maret 2019

Pencerita yang Sederhana

Allah selalu memiliki alasan mengapa kita dipertemukan dengan seseorang atau sesuatu. Hal itu selalu membuatku mencari apa alasan itu. Karena aku yakin pasti ada suatu hal yang ingin Allah ajarkan padaku dan sampaikan padaku, suatu hikmah maupun ilmu melalui orang itu. Salah satunya adalah orang ini, seorang pendongeng kisah islami beliau bernama Hadiyan Maryadi ketua persaudaraan pencerita muslim Jatim. Beliau adalah pencerita yang sudah banyak dikenal di Surabaya dan jadwalnya pun cukup padat. Hampir setiap hari beliau diundang untuk mengisi acara. Beliau tak pernah menarik tarif berapa yang diberikan padanya namun jika aku boleh mengira-ngira berdasarkan pengalaman ingin mengundang beliau melalui Komunitas Cinta Anak satu kali mengisi fee beliau adalah 1.000.000 bayangkan jika beliau mengisi satu hari satu kali, kita kalikan hari aktif dalam satu bulan yaitu 25 hari maka rata2 penghasilan beliau setiap bulan adalah 25.000.000 tentu itu boleh dibilang penghasilan yang besar secara rata-rata karena beliau mengisi acara kadang 1-2 jam. Belum lagi jika satu hari beliau mengisi di beberapa tempat.

Namun bukan hal itu yang membuatku takjub pada beliau, sama sekali bukan.

Inilah kisahnya

Suatu hari saya bersama rekan seperjuangan di Sreseh ingin mengundang beliau namun tidak melalui Komunitas Cinta Anak. Kami ingin menghadirkan acara yang berbeda di Sreseh ini. Belum pernah ada acara seperti ini. Penyusunan acara dimulai satu bulan sebelumnya. Dan sudah kami komunikasikan dengan Kak Hadiyan yang hanya memiliki jadwal kosong tanggal 28 Februari namun kami masih menunggu keputusan panitia tentang tanggalnya.

Suatu hari di awal Februari saya sebagai ketua penyelenggara jatuh sakit sehingga harus opname dan dibawa ke Surabaya. Lalu saya harus menjalani masa pemulihan di rumah selama dua minggu. Sehingga saya kembali ke Madura sekitar tgl 23 Februari.

Hari ini tanggal 27 februari pagi, saya sapa Kak Hadiyan 'sampai bertemu besok di Sreseh Kak'
Dan beliau bingung karena percakapan kami sebelumnya masih belum fix.

Saya pikir saya sudah memberikan nomor Kak Hadiyan kepada pembimbing saya ketika saya sakit, namun ternyata itu hanya halusinasi.
Akhirnya bingung. Semua sudah siap dan pembicara ndak ada. How can?
Alhamdulillah Kak Hadiyan memiliki teman untuk menggantikannya. Meski terselip rasa kecewa karena belum bisa melihat show nya.

Alhamdulillah kak anshori dapat mengambil hati audience. Dan alhamdulillah lagi nanti saat wisuda, madrasah akan mengundang Kak Hadiyan. Kali ini aku pastikan beliau hadir dan dapat memberikan anak-anak ilmu melalui penyampaiannya yang unik.

"Kak temanya rindu rasul ya, supaya anak-anak belajar mencintai dan meneladani rasulnya" kataku memberi informasi pada Kak Hadiyan
"Ok siaaap, transportasinya nanti bagaimana ya?"
"Biasanya kak hadiyan kalau diundang bagaimana transportasinya?"
"BIASANYA SAYA NAIK BUS LALU TURUN DAN DIJEMPUT PANITIA"
"Ha? Kaka naik bus? Sungguh?"
"Iya mas" namaku lebih cocok untuk laki-laki, selalu dipanggil mas, sepertinya foto profilnya harus foto perempuan 😣
"Baiklah nanti akan dijemput di Blega oleh panitia Kak. Keren Kak perjuangan Kaka"

Kesederhanaan ayah dengan ... (ndak tahu anak Kak Hadiyan berapa) anak inilah yang membuatku takjub. Tindakan lebih berbekas memberikan teladan dibanding sekedar kata-kata.

Masih banyak orang di luar sana yang memiliki semangat perubahan yang luar biasa. Halangan dan rintangan pasti ada namun itu bukan suatu alasan untuk berhenti, justru itu menjadi jalan penemuan ide kreatif untuk mengatasinya.

Semoga bisa meneladani beliau.
😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar